Sunday, March 29, 2009

Dosa BESAR


Pendek kata, semua yang haram itu jika dibuat memang berdosa...
Adakah diri ini sedang menambah dosa ataupun menambah pahala?

------------------------------------------------------

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Dia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam.Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya. Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.

"Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Saya takut mengatakannya. "jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa.Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah berzina. "Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak itu lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya.

Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentuk batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahawa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, 'Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu ada dosa yang lebih besar daripadanya.'

Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang nista itu?"

" Ada !" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran."Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina".Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy

Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an,membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub.Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadis Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban solat dengan istiqomah.

Wassalamu'alaikum wbt..

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (QS. Ali Imran 104:105)

"Qul, Amantu bil-Lahi, tsumnas-taqim" Katakanlah! Aku percaya kepada Allah dan kemudian pegang teguhlah pendirian itu.

Tolong sebarkan kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahui.
(Sumber: Hidayahnet)

Ten Commandments of Effective Communication.

YOU SHALL COMMUNICATE

1. CLEARLY: Whatever may be the content, unless it is delivered in a clear voice, will be an exercise in futility. The golden rule is to avoid grunts, huffs, etc. Rehearsals as well as role play helps. Use of natural accent of the speaker further adds to the clarity. (It is advisable not to assume a foreign one as then the focus is more on accent than on content). Vary tone/tenor, pitch and volume, as required by situation, to add more punch to the message you wish to convey. Avoid mumble and jumbles.

2. COHERENTLY: Besides clarity, coherent delivery of the message is perhaps as important. The cardinal rule here is to express yourself rationally & logically and, if possible, fluently. Command over the language to be used is an asset and hence in the beginning itself clarify the mode of communication to be employed . Coherence helps in making the process of communication smooth.


3. CORRECTLY: This is most important, particularly if your message includes data, figures, coordinates, etc. It is always better if you carry consult prepared notes. Thus, homework is vital. Of course, for the rest of the text/content, use appropriate words, phrases, etc. Again, as stated above, communication could be perhaps in vernacular, if not well versed with foreign language; even English.


4. CONCISELY: In most of the communication, it is always advisable to cut the bull and come straight to the point. Avoid beating about the bush. Even a humorous piece loses its punch if it is too long or has too many interruptions. To start with, define the subject clearly, albeit in brief. If possible, give a summary of what you wish to convey so that everyone remains focused on the main theme.


5. CRISPLY: If first four ‘Cs’ are followed in tandem, it becomes apparent to communicate crisply thus saving on time, effort and perhaps, money. Command over vocabulary and judicious use of phrases, helps. Crisp communiqués carry more punch and are more effective. You do not have to be curt to be crisp. Be cordial instead.

6. CREDIBLY: Credibility of the communication should be beyond doubt and it is almost synonymous to correct & coherent communication. Wherever factual information is to be conveyed and use of statistics & data is unavoidable, quote reference(s). If necessary, back-up material should be available to help you carry the day in case the credibility is in question.


7. CONVINCINGLY: Any communication can become convincing if it is delivered with a smattering of examples, case studies, experiences, role plays, etc. These should be backed up with references to establish credibility. Clarity of purpose and sincerity of the one delivering the communication apparently add to making the communication more acceptable. Hence practice it before-hand, whenever you can.


8. CONCLUSIVELY: Conclusive here also means all-inclusive. It is better to re-cap the entire communication towards the end, of course in brief. This helps in zeroing on to the vital, critical issues in the communication. As mentioned above, clear definition of the subject or the purpose of the entire process aids in concluding properly.


9. COMPLETELY: An effective communication must have a well defined ending, linked to subject. You can gauge the level of all the ‘C’s mentioned above by asking for a feedback. There are several ways to check completion and the easiest is to ask if the message had reached the audience. Structured questionnaires are sometimes used for this purpose, particularly if the communication is to be used further.

10. COST-EFFECTIVELY: This dimension has not even been touched upon in most of the material available on effective communication. In today’s world, however, it has assumed critical importance. It is not easy to make instant cost-benefit analysis of most communications but it is possible to have a fairly good idea. Of course, for any communication to be fruitful, benefits accrued should be more than cost involved. This is particularly true for lectures, training, interactions, etc. for which one has to pay to attend. In addition, your Communication should preferably be either Contemporary or Classic depending on the receiver’s background and also on the ambience. For example, to a young generation next audience, a Contemporary (chic) style and delivery will perhaps be more in order while a group of freedom fighters who took part in India’s struggle for independence would appreciate the Classic approach. Here, Creativity could play a crucial role. One need to be imaginative and a judicious mix of both these modes may help the sender to carry the day, particularly if the audience consists of a mixed bag. However, try and avoid use of clichés and too much jargon.

Source:http://bhagya.wordpress.com